Gerakan Literasi Numerasi di lingkungan sekolah khususnya jenjang SMA adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya dalam kemampuan numerasi siswa. Berdasarkan analisis rapor mutu pendidikan dan hasil Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), beberapa temuan penting dapat menjadi dasar opini terkait efektivitas dan tantangan gerakan ini di sekolah.
1. Pentingnya Literasi Numerasi dalam Pengembangan Kompetensi Siswa
Literasi numerasi adalah kemampuan berpikir kritis menggunakan angka dan data dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan rapor mutu pendidikan, banyak sekolah masih menghadapi tantangan dalam mencapai kompetensi minimum siswa di bidang numerasi. Hasil ANBK menunjukkan bahwa pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang memerlukan kemampuan analitis dan pemahaman konsep matematika masih rendah, yang berdampak langsung pada kesiapan mereka untuk menghadapi tantangan global.
2. Disparitas Kemampuan Numerasi Antara Sekolah
Hasil ANBK juga mengungkapkan adanya kesenjangan yang signifikan antara sekolah di wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara sekolah negeri dan swasta. Faktor-faktor seperti keterbatasan fasilitas, akses terhadap sumber belajar yang memadai, dan kompetensi guru dalam mengajar numerasi berkontribusi terhadap disparitas ini. Hal ini menggarisbawahi pentingnya gerakan literasi numerasi yang inklusif dan berkelanjutan.
3. Tantangan Implementasi di Lapangan
Gerakan literasi numerasi seringkali dihadapkan pada tantangan implementasi, seperti keterbatasan waktu dalam kurikulum, kurangnya pelatihan untuk guru, dan minimnya dukungan sumber daya. Berdasarkan rapor mutu pendidikan, banyak sekolah masih fokus pada capaian nilai tanpa memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan pemahaman konseptual. Padahal, literasi numerasi tidak hanya tentang menghafal rumus, tetapi juga bagaimana siswa dapat menerapkan konsep matematika dalam konteks yang relevan.
4. Peran Penting Guru dalam Gerakan Literasi Numerasi
Guru memiliki peran sentral dalam keberhasilan gerakan ini. Pelatihan yang berkelanjutan dan berbasis kebutuhan sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar numerasi. Guru harus mampu mengintegrasikan pendekatan pembelajaran yang interaktif dan kontekstual, sehingga siswa tidak hanya sekadar mengerjakan soal, tetapi juga memahami konsep dan aplikasinya.
5. Arah Perbaikan dan Rekomendasi
Untuk meningkatkan efektivitas gerakan literasi numerasi, sekolah perlu melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap program pembelajaran numerasi yang sudah ada. Berdasarkan data ANBK dan rapor mutu pendidikan, pendekatan berbasis data dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dan merancang intervensi yang tepat. Sekolah juga perlu melibatkan seluruh ekosistem pendidikan, termasuk orang tua dan masyarakat, untuk menciptakan budaya numerasi yang positif.